Perkembangan mikrosporangium dan mikrospora pada Angiospremae..
Pada
penampang melintang antera yang masih sangat muda tampak berbentuk persegi atau
rectangular, tersusun atas sel-sel parenkimatis yang homogen dan dikelililingi
oleh epidermis. Di tiap lobus antera, beberapa sel hypodermal (di bawah
epodermis) menjadi menonjol dibandingkan sel-sel yang lain karena ukurannya
lebih besar,memanjang ke arah radial dan inti selnya sangat jelas. Sel-sel
tersenut disebut sel-sel arkesporium.
Sel-sel
arkesporial membelah secara periklinal membentuk lapisan parietal primer ke
arah luar dan lapisan sporogen primer ke arah dalam. Sel-sel parietal primer
membelah dengan dinding periklinal dan antiklinal menghasilkan beberapa lapisan
sel, biasanya 2 sampai 5 lapisan sel yang menyusun dinding kepala sari. Sel-sel
sporogen primer mungkin langsung berfungsi sebagai sel-sel induk mikrospora
atau mengalami pembelahan-pembelahan lebih dulu agar dihasilkan sel-sel yang
jumlahnya lebih banyak. Sangat jarang sel arkhesporial langsung berfungsi
sebagai sel induk mikrospora. Contoh tumbuhan yang arkhesporialnya langsung
berfungsi sebagai sel induk mikrospora adalah Cananga dan beberapa anggota Annonaceae.
Sel-sel sporogen primer
berkembang menjadi sel-sel induk mikrospora. Pada berbagai tumbuhan sel-sel
sporogen mengalami sedikit pembelahan sebelum berfungsi sebagai sel-sel induk
mikrospora. Jarang terjadi bahwa tanpa pembelahan sel-sel sporogen berfungsi
langsung sebagia sel-sel induk mikrospora. Sel sporogen langsung berfungsi
sebagai sel induk mirospora antara lain sitemukan pada Alangium, Sansiviera,
Knautia, serta beberapa jenis anggota Malvaceae dan Cucurbitacecea. Pada
jenis-jenis tumbuhanan tersebut terdapat satu lapisan sel-sel induk mikrospora
di dalam tiap sudut kepala sarinya.
Pada umumnya terdapat
empat kelompok sel-sel sporogen pada tiap kepala sari. Pada sejumlah tumbuhan,
pada saat antera masak (sebelum pecah atau membuka) batas antara kedua kantung
sari pada tiap belahan rusak sehingga natera tetrasorangiat hanya
memperlihatkan dua ruang. Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat kurang dari
empat kelompok sel-sel sporogen. Misalnya pada suku Malvaceae terdapat kepala
sari yang mempunyai dua mikrosporangia (bisporangiat) sehingga hanya ada dua
kelompok sel sporogen. Kedua mikrosporangis tersebut dapt berfusi membentuk
ruang yang tunggal.
Pembelahan sel-sel
induk mikrospora dapat suksesif atau simulan. Pada tipe suksesif sekat
terbentuk segera setelah pembelahan pertama pada meiosis dan sekat kedua
terbentuk segera setelah pembelahan yang kedua. Zea mays menghasilkan tetrad
mikrospora yang mempunyai susunan isobilateral. Pada tipe simultan tidak
terjadi pembentukan dinding setelah pembelahan pertama dan sel induk terbagi
menjadi empat setelah selesai pembelahan meiosis kedua, contoh tipe simultan
dijumpai pada Nicotiana tabacum dan tetrad mikrospora yang dihasilkan mempunyai
susunan tetrahedral. Perbedaan yang lain antara kedua tipe tersebut adalah secara
sentrifugal ke dua arah, membagi sel menjadi dua yang sama besarnya. Pada tipe
simultan sekat terbentuk dari tepi, berkembang secara sentripetal dan bertemu
di tengah, mebagi sel induk mikrospora menjadi empat.
Tetrad mikrosporangia
biasanya tersusun tetrahidris atau isobilateral. Jarang ditemukan susunan
tetrad mikrospora yang dekusatus, bentuk T, atau linear. Kadang-kadang dijumpai
hasil pembelahan sel induk mikrospora kurang lebih dari empat mikrospora. Jika
da inti yang mengalami stadium istirahat setelah pembelahan pertama, atau
pembentukan dinding yang tidak teratur yang menghasilkan spora berinti dua dan
dua mikrosporangia berinti satu, atau pembelahan hanya terjadi satu kali pada
sel induk mikrospora maka dihasilkan kurang dari empat mikrospora.
Umumnya mikrospora
segera memisahkan diri satu sama lain setelah stadium tetrad.Tetapi pada
beberapa jenis tumbuhan mikrospora tetap berkumpul dalam tetrad dalam waktu
yang lam dan mebentuk serbuk sari majemuk. Pada kebanyakan anggota suku
Asclepiadaceae dan Orchidaceae semua mikrospora dalam satu sporangium tetap
bersatu membentuk polinium. Pada mimisaceae pada setiap sporangium dijumpai
sejumlah kumpulan mikrospora masula, biasanya tiap masula terdiri atas 8-64
butir serbuk sari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar