Jumat, 27 Desember 2013

Perkembangan mikrosporangium dan mikrospora pada Angiospremae..



Perkembangan mikrosporangium dan mikrospora pada Angiospremae..

Pada penampang melintang antera yang masih sangat muda tampak berbentuk persegi atau rectangular, tersusun atas sel-sel parenkimatis yang homogen dan dikelililingi oleh epidermis. Di tiap lobus antera, beberapa sel hypodermal (di bawah epodermis) menjadi menonjol dibandingkan sel-sel yang lain karena ukurannya lebih besar,memanjang ke arah radial dan inti selnya sangat jelas. Sel-sel tersenut disebut sel-sel arkesporium.
Sel-sel arkesporial membelah secara periklinal membentuk lapisan parietal primer ke arah luar dan lapisan sporogen primer ke arah dalam. Sel-sel parietal primer membelah dengan dinding periklinal dan antiklinal menghasilkan beberapa lapisan sel, biasanya 2 sampai 5 lapisan sel yang menyusun dinding kepala sari. Sel-sel sporogen primer mungkin langsung berfungsi sebagai sel-sel induk mikrospora atau mengalami pembelahan-pembelahan lebih dulu agar dihasilkan sel-sel yang jumlahnya lebih banyak. Sangat jarang sel arkhesporial langsung berfungsi sebagai sel induk mikrospora. Contoh tumbuhan yang arkhesporialnya langsung berfungsi sebagai sel induk mikrospora adalah Cananga dan beberapa anggota Annonaceae.


Sel-sel sporogen primer berkembang menjadi sel-sel induk mikrospora. Pada berbagai tumbuhan sel-sel sporogen mengalami sedikit pembelahan sebelum berfungsi sebagai sel-sel induk mikrospora. Jarang terjadi bahwa tanpa pembelahan sel-sel sporogen berfungsi langsung sebagia sel-sel induk mikrospora. Sel sporogen langsung berfungsi sebagai sel induk mirospora antara lain sitemukan pada Alangium, Sansiviera, Knautia, serta beberapa jenis anggota Malvaceae dan Cucurbitacecea. Pada jenis-jenis tumbuhanan tersebut terdapat satu lapisan sel-sel induk mikrospora di dalam tiap sudut kepala sarinya.
Pada umumnya terdapat empat kelompok sel-sel sporogen pada tiap kepala sari. Pada sejumlah tumbuhan, pada saat antera masak (sebelum pecah atau membuka) batas antara kedua kantung sari pada tiap belahan rusak sehingga natera tetrasorangiat hanya memperlihatkan dua ruang. Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat kurang dari empat kelompok sel-sel sporogen. Misalnya pada suku Malvaceae terdapat kepala sari yang mempunyai dua mikrosporangia (bisporangiat) sehingga hanya ada dua kelompok sel sporogen. Kedua mikrosporangis tersebut dapt berfusi membentuk ruang yang tunggal.
Pembelahan sel-sel induk mikrospora dapat suksesif atau simulan. Pada tipe suksesif sekat terbentuk segera setelah pembelahan pertama pada meiosis dan sekat kedua terbentuk segera setelah pembelahan yang kedua. Zea mays menghasilkan tetrad mikrospora yang mempunyai susunan isobilateral. Pada tipe simultan tidak terjadi pembentukan dinding setelah pembelahan pertama dan sel induk terbagi menjadi empat setelah selesai pembelahan meiosis kedua, contoh tipe simultan dijumpai pada Nicotiana tabacum dan tetrad mikrospora yang dihasilkan mempunyai susunan tetrahedral. Perbedaan yang lain antara kedua tipe tersebut adalah secara sentrifugal ke dua arah, membagi sel menjadi dua yang sama besarnya. Pada tipe simultan sekat terbentuk dari tepi, berkembang secara sentripetal dan bertemu di tengah, mebagi sel induk mikrospora menjadi empat.
Tetrad mikrosporangia biasanya tersusun tetrahidris atau isobilateral. Jarang ditemukan susunan tetrad mikrospora yang dekusatus, bentuk T, atau linear. Kadang-kadang dijumpai hasil pembelahan sel induk mikrospora kurang lebih dari empat mikrospora. Jika da inti yang mengalami stadium istirahat setelah pembelahan pertama, atau pembentukan dinding yang tidak teratur yang menghasilkan spora berinti dua dan dua mikrosporangia berinti satu, atau pembelahan hanya terjadi satu kali pada sel induk mikrospora maka dihasilkan kurang dari empat mikrospora.
Umumnya mikrospora segera memisahkan diri satu sama lain setelah stadium tetrad.Tetapi pada beberapa jenis tumbuhan mikrospora tetap berkumpul dalam tetrad dalam waktu yang lam dan mebentuk serbuk sari majemuk. Pada kebanyakan anggota suku Asclepiadaceae dan Orchidaceae semua mikrospora dalam satu sporangium tetap bersatu membentuk polinium. Pada mimisaceae pada setiap sporangium dijumpai sejumlah kumpulan mikrospora masula, biasanya tiap masula terdiri atas 8-64 butir serbuk sari.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar