Evolusi yang terjadi
pada hewan vertebrata dan hewan invertebrate terjadi melalui proses yang sangat
panjang dan membutuhkan waktu yang lama, perubahan dari struktur tubuh baik
bentuk anatomi dan morfologi sangat berpengaruh sebagai bentuk evolusi yang di
hasilkan. Salah satu bentuk evolusi yang terjadi yaitu yang diduga hewan yang
berkembang di laut, kemudian menurunkan jenis-jenis hewan dan tumbuhan air yang
hidup dan berkembang biak di dalam air. Karena adanya kompetisi, organisme itu ada yang mencoba
hidup ke darat. Setelah hidup di darat terjadi kompetisi dalam memperebutkan
makanan dan tempat hidup. Beberapa spesies diduga berusaha kembali ke air.
Dalam upaya kembali ke air itu ada yang behasil, ada pula yang tidak berhasil.
Contohnya yang berhasil adalah lumba-lumba, paus, yang sepenuhnya hidup di air.
Sedangkan yang tidak berhasil misalkan buaya
Cara evolusi ini
merupakan sebuah kompetisi yang dihasilkan dari masing-masing spesies yang
hidup saat dalam kondisi yang tidak memungkinkannya untuk tetap tinggal pada
daerah tersebut sehingga menyebabkan perpindahan tempat untuk menghadapi
seleksi alam dan terseleksi oleh alam.
Evolusi yang terjadi
pada hewan invertebrate dan vertebrata :
a.
Evolusi hewan invertebrate
Dalam sistematika awal, binatang mencakup
banyak organisme bersel tunggal yang dikelompokkan sebagai Protozoa karena
sifat heterotrof dan bergerak aktif (motil). Pengelompokan ini terus dianut
hingga pertengahan abad ke-20 dan hingga sekarang masih dipakai untuk
kepentingan praktis. Ketika orang mulai menganggap bahwa organisme bersel satu
tidak memiliki organisasi jaringan, dibentuklah kelompok protista yang
menghimpun semua organisme sederhana yang berperilaku mirip binatang (bergerak,
heterotrof).
Perkembangan biologi sejak separuh akhir abad
ke-20 telah menunjukkan bahwa banyak organisme bersel satu tidak dapat lagi
dipertahankan sebagai binatang. Ke dalam "binatang" dimasukkan semua
organisme bersel banyak yang sel spermanya memiliki kesamaan struktur dengan koanosit,
suatu sel generatif primitif. Selain itu, penerapan konsep evolusi dan
kladistik telah mengubah banyak organisasi sistematika hewan. Proses
reklasifikasi ini sampai sekarang masih terus berjalan.
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di
muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel dan
sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk
seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam
sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm
(lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian
tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan
endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada
beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan
diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan
Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan
berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang
membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi,
dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan
ini dinamakan triplobastik. Golongan
hewan ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada
Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat,
tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga digolongkan sebagai
triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada Nemathelminthes
mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga yang
sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam
dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan yang
mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena mesodermnya sudah
dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu dalam
dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa
terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata,
sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut mengalami perkembangan dari
satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik aselomata,
pseudoselomata, sampai selomata. Hewan yang digolongkan dalam kelompok
Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas tulang
belakang (vertebrae). Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola
organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan
Vertebrata. Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap primitif atau
merupakan bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang telah mengalami sedikit
perubahan. (Wikipedia, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai
sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang dengan
tahap "zigot-morula-blastula-gastrula" hingga terbentuk embrio. Embrio
akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan dan organ.
Organ-organ akan menyatu dan bergabung menjadi organisme. Kemudian, organisme
tumbuh dan berkembang menjadi organisme dewasa. Pada siklus hidup hewan
tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai dewasa. Perubahan
bentuk ini disebut metamorfosis. Metamorfosis dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna dicirikan dengan adanya
bentuk tubuh yang berbeda di setiap fase metamorfosis, misalnya adalah
kupu-kupu dan katak. Metamorfosis tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk
tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase metamorfosis,
misalnya adalah belalang dan kecoa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon. Gen merupakan faktor
keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada keturunannua, sedangkan
hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan
hewan. Faktor eksternal meliputi air, nutrisi, cahaya, aktivitas, dan
lingkungan.( Anshori,2009)
b.
Evolusi pada
hewan vertebrata
Bentuk evolusi pada hewan vertebrata seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, salah satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium adalah Chordata,
makhluk yang memiliki sistem saraf pusat yang terlindung dalam suatu tengkorak
dan notochord atau tulang belakang. Vertebrata adalah satu bagian dari
chordata. Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas dasar seperti
ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia. Mereka mungkin adalah makluk yang
paling dominan dalam dunia hewan.
Hingga tahun 1999, pertanyaan apakah vertebrata
(hewan bertulang belakang) ada di Zaman Kambrium terbatas pada debat tentang Pikaia. Tetapi, di
tahun itu, sebuah penemuan mengejutkan memperdalam kebuntuan evolusi mengenai
Ledakan Kambrium: para ahli paleontologi Cina di fauna Chengjiang menemukan
fosil dari dua spesies ikan yang berumur sekitar 530 juta tahun, zaman yang
disebut Kambrium Awal. Dengan demikian, jelaslah bahwa bersama-sama dengan filum
lain, subfilum vertebrata juga ada pada Zaman Kambrium, tanpa moyang evolusi
apa pun.
Karena ahli paleontologi evolusi mencoba melihat
setiap filum sebagai kelanjutan evolusi dari filum yang lain, mereka menyatakan
bahwa filum Chordata berevolusi dari phylum yang lain, yaitu
invertebrata. Tetapi, kenyataannya adalah, seperti semua filum, anggota Chordata
yang muncul di jaman Kambrium menyangkal pernyataan ini sejak awal. Anggota
tertua filum Chordata yang dapat dikenali dari jaman Kambrium adalah
makhluk laut yang disebut Pikaia, yang tubuh panjangnya, pada
pandangan pertama, mengingatkan kita pada cacing. Pikaia muncul pada saat yang bersamaan dengan spesies lain dalam filum tersebut
yang diajukan sebagai nenek moyang mereka, dan tanpa bentuk peralihan di antara
mereka. Profesor Mustafa Kuru, seorang ahli biologi
evolusi Turki, mengatakan dalam bukunya Vertebrata.
Tidak ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi dari
invertebrata. Akan tetapi, ketiadaan bentuk peralihan antara invertebrata dan chordata
mengakibatkan orang mengajukan berbagai dugaan.
Jika tidak ada bentuk peralihan antara choradata dan invbertebrata,
lalu mengapa seseorang bisa berkata "tidak ada keraguan bahwa chordata
telah berevolusi dari invertebrata?" Menerima anggapan tanpa bukti yang
mendukungnya, tanpa terbersit keragu-raguan, jelaslah bukan sebuah pendekatan
ilmiah, tetapi sebuah dogma. Setelah pernyataan ini, Profesor Kuru mengkaji
dugaan kaum evolusionis berkenaan dengan asal usul vertebrata, dan sekali lagi
mengakui bahwa rekaman fosil chordata hanya terdiri atas celah-celah. Pandangan yang disebutkan di atas tentang asal usul chordata
dan evolusi selalu ditanggapi dengan prasangka, karena tidak berlandaskan pada
rekaman fosil.
Ahli biologi evolusi terkadang menyatakan bahwa alasan mengapa tidak
ada rekaman fosil berkenaan dengan asal usul vertebrata adalah karena
invertebrata memiliki jaringan lunak dan karenanya tidak meninggalkan jejak
fosil. Akan tetapi penjelasan ini sungguh tidak realistis, karena terdapat
banyak sekali fosil invertebrata. Hampir semua organisme dalam Kala Kambrium
adalah invertebrata, dan puluhan ribu contoh fosil dari spesies-spesies ini
telah dikumpulkan. Sebagai contoh, terdapat banyak fosil hewan berjaringan
lunak di lapisan Burgess Shale Kanada. (Para ilmuwan berpikir bahwa
invertebrata menjadi fosil, dan jaringan lunak mereka tetap utuh pada daerah
semacam Burgess Shale, karena secara tiba-tiba tertutupi oleh lumpur dengan
kandungan oksigen sangat rendah.
Teori evolusi beranggapan bahwa Chordata pertama, seperti Pikaia,
berevolusi menjadi ikan. Akan tetapi, sama halnya dengan yang dianggap sebagai
evolusi Chordata, teori evolusi ikan juga kekurangan bukti fosil yang
mendukungnya. Sebaliknya, semua kelas yang berbeda dari ikan muncul dalam
rekaman fosil secara tiba-tiba dan dalam bentuk sempurna. Terdapat jutaan fosil
invertebrata dan jutaan fosil ikan; namun tidak satu fosil pun yang merupakan
peralihan antara mereka. Robert Carroll
mengakui kebuntuan evolusionis pada asal usul beberapa kelompok di antara vertebrata-vertebrata
awal.
Kita masih belum memiliki bukti atas terjadinya peralihan antara cephalochordata
dan craniata. Makhluk paling awal yang dikenali sebagai vertebrata
telah memiliki semua ciri-ciri pasti dari craniata yang bisa kita harapkan
tertinggal dalam fosil. Tidak diketahui fosil yang menunjukkan asal usul
vertebrata berahang.
Seorang ahli paleontologi lainnya, Gerald T. Todd, mengakui
kenyataan yang serupa dalam sebuah artikel yang berjudul "Evolusi
Paru-paru dan Asal Usul Ikan Bertulang".
Ketiga sub divisi dari ikan bertulang muncul pertama kali dalam
rekaman fosil kira-kira pada waktu yang sama. Mereka telah sangat berbeda dalam
bentuk, dan telah sepenuhnya berkerangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar